,..................keren kan aku,..................................
lagi di mana ya ini????lupa aku,.....
trawas kalo gak salah,......................
lagi mencoba naik ke tempat yang lebih tinggi,....!!!
dalam perjalananku,....maka aku adalah aku yang akan mengenang semua lirik2 lagu kehidupanku,...para sajak-sajakku,...dan juga mereka para pujangga rindu,...
Mungkinkah kau kan kembali lagi
Menemaniku menulis lagi
Kita arungi bersama
Puisi terindahku hanya untukmu
Senja telah membuat para awan begitu malu dibalik selimut warnanya yang rumit,..
tersenyum pada mendung dan menatap para jiwa-jiwa sendu,..
angin rindu telah membawaku terbang menggapai awan-awan sepi,..
menyapa burung yang hinggap di dahan-dahan keindahan sang dewi,…
memandang dibalik malu dari tirai kelambu yang serba ungu,..
aku adalah sepi,..
dan angin adalah penjaga jiwa-jiwa yang sunyi,..
kami adalah pujangga cinta tanpa nama,..
yang mengukir syairnya di atas rataan batu bergelombang dengan nada sayang,..
memujanya begitu rapuh kala itu,..
meniupku dalam kubangan rindu yang hampir saja diterpa badai-badai angan,..
jiwaku telah ada di alam mimpi,..
para lelaki telah tertunduk enggan di depan raja-raja kepedihan,..
terjebak dalam cinta,..
begitupun aku adalah sendu,..
sendu adalah api yang membara karena cinta,...
dan rindu adalah engkau yang begitu sejuk dalam kalbu,..
Sebuah Tanya
“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”
(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
(Puisi Gie)
.................................................
..................................................
ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu
mari, sini sayangku
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa”